Bali

Geografis
Bali merupakan salah satu pulau di antara ribuan pulau yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan luas wilayah 5.632 km², Bali memiliki keindahan yang dramatik karena dikelilingi rangkaian gunung api aktif dan bentang pegunungan indah yang membagi Bali menjadi bagian utara dan selatan. Bali makin eksotik karena dikelilingi pantai indah yang beberapa diantaranya berpasir putih. Di luar daratan pulau utamanya, Bali memiliki 3 (tiga) pulau kecil yakni, Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Menjangan yang menjadi surga wisata pencinta selam dan surfing. Masyarakat Bali menghormati keberadaan alam termasuk gunung, laut, sumber air seperti danau, sungai dan unsur alam lainnya tidak sebatas eksistensi fisik, tetapi juga menghayati filosofinya sebagai sumber kehidupan. Karena itulah, masyarakat Bali memperlakukan alam dengan berbagai unsurnya sebagai bagian dari kegiatan spiritual dan religinya tak terkecuali bagi gunung Agung sebagai gunung tertinggi di Bali (3.141 m) dengan pura Besakih (
mother temple) yang berada di kakinya.
Adat dan Agama
Bali berpenduduk sekitar 3,5 juta jiwa yang sebagian besar penduduknya beragama Hindu. Masyarakat Hindu di Bali memiliki nilai dasar yang mengajarkan keseimbangan dan keharmonisan dalam seluruh aspek kehidupan yakni "Tri Hita Karana". Tri Hita Karana memberikan bekal keteladanan untuk menjalin hubungan harmonis dengan alam sekitar (pawongan), sesama (pelemahan) dan dengan Ida Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa (parahyangan). Nilai luhur tersebut yang menjadikan Bali tetap unik dalam pesatnya dinamika perkembangan jaman. Umat Hindu di Bali merayakan hari Galungan dan Kuningan setiap enam (6) bulan sekali dan merayakan pergantian tahun dengan ritual perayaan khas yang tiada duanya di dunia yang disebut "Nyepi". Perayaan Nyepi ditandai pelaksanaan catur Brata Penyepian (empat buah pantangan saat pergantian tahun Caka), yakni amati geni (tidak menyalakan lampu), amati lelungaan (tidak bepergian), amati lelanguan (tidak bersenang-senang) dan amati karya (tidak beraktivitas). Selama 24 jam saat perayaan Nyepi (pergantian tahun), Bali terbebas dari semua kegiatan termasuk terhentinya kegiatan di semua pelabuhan, bandara, terminal dan jalan raya.
Alam
Bali sangat diberkati karena alamnya yang indah. Tanah yang subur, air yang berlimpah, serta iklim yang bersahabat membuat Bali cocok ditanami berbagai jenis tanaman. Dari padi yang dihasilkan dari sawah terasering yang indah, berbagai jenis tanaman sampai dengan bunga yang dibutuhkan dalam kegiatan keagamaan. Pohon beringin, kelapa, kamboja, teratai, kembang sepatu, cempaka, kenanga dan berbagai jenis tanaman tumbuh subur dan memberi ciri khas pada Bali. Masyarakat Bali memperlakukan alam dan tetumbuhan dengan penuh rasa hormat. Disamping adanya hari khusus untuk melakukan penghormatan terhadap tumbuhan, yakni Tumpek Uduh, di Bali, Anda akan menjumpai pula banyak upacara yang dilakukan untuk menciptakan keharmonisan dengan alam baik di laut atau sumber mata air, hutan, juga tempat-tempat lainnya.
Budaya
Atraksi dan kreasi budaya masyarakat Bali telah lama dikenal dunia. Tarian, gamelan, wayang kulit, ukiran, lukisan, kain, dan berbagai karya seni dan budaya masyarakat Bali diminati karena kekhasannya. Kreasi dan atraksi budaya masyarakat Bali dihasilkan tidak hanya bermodal kreativitas, tapi juga merupakan pengendapan atas pehamaman tradisi dan didasari ketulusan untuk mempersembahkan karya terbaik bagi Sang Pencipta, Ida Hyang Widhi Waca.
Spiritual
Kegiatan keagamaan di Bali yang di dominasi upacara agama Hindu hidup semarak. Setiap hari di pulau yang dipenuhi ribuan pura ini, ada aktivitas keagamaan, terlebih di hari-hari khusus yang disucikan umat Hindu. Masyarakat Bali juga menjalankan berbagai jenis upacara keagamaan yang unik untuk menandai setiap tahapan kehidupan yang dijalankan sejak kelahiran, anak-anak, dewasa, pernikahan hingga kematian. Rangkaian upacara kematian yang dikenal masyarakat international adalah ngaben. Masyarakat Bali yang sebagian besar beragama Hindu memiliki beberapa upacara keagamaan, contohnya saat purnama dan bulan mati (tilem) setiap bulan sekali, hari raya Galungan dan Kuningan setiap enam bulan sekali, dan beberapa hari suci lainnya yang merupakan perwujudan rasa terimakasih kepada Tuhan, juga kehidupan.



sumber: dari Mitra Praja Utama